• Beranda
  • Tentang MIFTA
  • Susunan Pengurus
  • Keanggotaan
    • Persyaratan Keanggotaan MIFTA
    • Tipe Keanggotaan MIFTA
    • Registrasi Anggota MIFTA
    • Perbaharui Keanggotaan
    • Keuntungan Sebagai Anggota MIFTA
  • Direktori MIFTA
  • Kontak Kami

MIFTA

Muslim Information Technology Association

  • Berita MIFTA
  • Berita TI
  • Press Rilis
  • Hibernate
  • Event MIFTA
You are here: Home / Berita TI / Situs-situs Islam Dinilai Kurang Aman, Rawan Pembajakan

Situs-situs Islam Dinilai Kurang Aman, Rawan Pembajakan

February 8, 2014

Hidayatullah.com- Salah satu faktor sebuah situs internet bisa dibajak oleh peretas adalah lemahnya keamanan. Begitu pula pada pembajakan berbagai media dakwah Islam berbasis online selama ini.

Demikian dikatakan Sekjen Muslim Information Technology Association (MIFTA) Asih Subagyo saat berbincang-bincang dengan hidayatullah.com melalui BlackBerry Messenger (BBM) dalam perjalanannya di Jakarta, Selasa, (04/02/2014).

hidayatullah_1Subagyo mengatakan, rata-rata pengelola situs dakwah Islam tidak begitu peduli terhadap keamanan situsnya. Padahal ini sangat penting.

“Di sini lebih ditekankan pada security aware, yaitu pentingnya memiliki kesadaran dalam mengamankan data atau informasi, termasuk situs web-nya,” jelasnya.

Tingkat keamanan paling minimal, menurutnya, adalah kerumitan password (kata kunci). Sebaiknya membuat password yang rumit dan susah diingat, sebab password ini tergolong kuat.

“Seringkali kita buat pasword yang mudah diingat, sehingga memudahkan peretas pun masuk melalui itu. Jangan pernah mencatat password apalagi membagi ke orang lain,” pesannya.

“Pastikan menggunakan password yang kuat dengan menggunakan kombinasi a-z, A-Z, 1-0, dan kode simbol seperti !@#*), dan lain-lain. Dan sebaiknya password diubah secara berkala,” lanjutnya berbagi kiat.

Untuk sisi tenaga keamanan informasi teknologi (IT)-nya, Subagyo menilai tidak perlu banyak. Asalkan orang tersebut benar-benar menguasainya.

“Sebenarnya cukup 1 orang yang faham IT security. Itupun tidak harus karyawan tetap, bisa kerjasama (outsource) dengan konsultan IT Security,” ujar pria yang juga CEO PT Totalindo Rekayasa Telematika ini.

Meski begitu, menurutnya, yang harus dipahami bahwa tidak ada situs yang aman 100 persen. Selalu saja ada celah masuk bagi cracker atau para peretas.

“Ibaratnya kita siapkan 1000 cara untuk menangkal, mereka (para cracker) punya 1001 cara untuk menyerang. Tetapi akan sangat berbahaya jika sama sekali kita tidak mempersiapkan diri untuk buat pertahanan,” ungkapnya mewanti-wanti.

Seperti diberitakan hidayatullah.com, belakangan ini berbagai situs dakwah Islam dibobol peretas. Sebutlah situs dakwah resmi Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Senin (27/1/2014) lalu. Juga grup Facebook simpatisan Front Pembelas Islam (FPI) Bekasi Raya yang diduga dibobol peretas non-Muslim sejak lama.

Situs resmi FPI sendiri pernah diretas pada Juli 2013. Situs hidayatullah.com juga sempat mengalami nasib serupa di penghujung 2012.*

—

Artikel dimuat di Hidayatullah.com.

Share this:

  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to share on Pocket (Opens in new window) Pocket
  • Click to print (Opens in new window) Print
  • Click to share on X (Opens in new window) X

Like this:

Like Loading...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rekening MIFTA

Untuk pembayaran keanggotaan atau kegiatan MIFTA.

Bank Syariah Mandiri KCP Jakarta Dewi Sartika.
No. Rekening : 7069446269 a/n. MIFTA

Daftar Menjadi Anggota MIFTA

Direktori Bisnis MIFTA

Event MIFTA

No events

Top Posts & Pages

  • MIFTA
  • Liputan Workshop Odoo (a.k.a. OpenERP)

Copyright © 2025 · Muslim Information Technology Association

 

Loading Comments...
 

    %d